Pages

Selasa, 24 Februari 2015

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI







             Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya

KLIK DISINI Teknologi di era globalisasi.

Sabtu, 21 Februari 2015

Air Terjun Kembar Kampung Anyar


          Berbicara tentang wisata di Banyuwangi memang tidak ada habisnya. Satu persatu, wisata yang tersembunyi mulai banyak dieksplore. Salah satunya adalah wisata alam air terjun di desa Kampung Anyar, kecamatan Glagah yang berlokasi di dekat atau tepatnya sebelum perkebunan Kalibendo.

Air terjun kampung anyar ini dapat dengan mudah kamu temui karena lokasinya berada di pinggir jalan dan akses jalannya pun bisa untuk mobil ataupun sepeda motor. Berapa jauh ? Tenang aja gengs, jaraknya nggak begitu jauh dari pusat kota Banyuwangi, kira-kiramhanya berkisar 10km saja (deket kaaaan hihi). Nggak sampe sejam kok.




Padahal banyak di antara kita yang barangkali satu dua kali melewati kawasan yang tidak jauh dari Perkebunan Kalibendo tersebut. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Banyuwangi. Untuk bisa sampai di Kampung Anyar hanya butuh waktu sekitar 15 menit dengan perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Tak banyak yang mengetahui jika kawasan Desa Kampung Anyar Kecamatan Glagah ini menyimpan potensi wisata alam yang tidak kalah bagus dengan objek wisata lainnya.

Selain kondisi jalan yang bagus, lokasinya yang berada di tepi jalan memudahkan untuk dijangkau. Salah satu lokasi di Desa Kampung Anyar yang menyimpan potensi wisata terdapat di jurang sisi kanan jalan. Itu apabila kita berangkat dari arah Kota Banyuwangi. Begitu memasuki desa ini, pandangan kita akan dihadapkan dengan pepohonan dan sawah di sebelah kanan jalan. Dibatasi oleh jurang yang di bawahnya mengalir sungai dengan air cukup jernih.

Di antara tebing itulah terdapat tiga air terjun yang langsung bersumber dari mata air. Masing-masing mata air itu berbeda. Ketiga mata air yang muncul dari tebing itu adalah Sumber Jagir, Sumber Pawon dan Sumber Buyut Ijah. Jarak ketiganya hanya beberapa meter. Seolah-olah tempat ini merupakan air terjun bersaudara. Tingginya sumber dan terjalnya cadas tebing membuat suara air menggerojog keras. Udara di sekitarnya pun terasa dingin oleh buih yang berterbangan terbawa angin.

Selain itu, masih ada satu lagi air terjun yang tidak kalah eksotik dengan tiga air terjun tersebut. Air terjun yang satu ini agak terpisah. Untuk menuju lokasi air terjun yang oleh masyarakat sekitar disebut Ketegan bisa dilakukan dengan cara menyusuri aliran sungai menuju hulu sungai. Menuju lokasi ini cukup menguras keringat, namun jernihnya air dan rimbun dedaunan yang teduh akan melupakan setiap orang yang ke sana terhadap rasa capek.

Oleh masyarakat sekitar, secara gotong royong tempat itu kini rutin dibersihkan dan dirapikan setiap akhir pekan. Untuk pengunjung umum sebenarnya tempat ini belum resmi dibuka. Untuk sementara, pengunjung yang ingin menikmati air terjun bisa menitipkan kendaraannya di rumah warga. Jalan masuk menuju tempat ini pun masih menggunakan jalan setapak. Namun bukan berarti keindahan tempat ini berkurang. Jalan setapak yang berkelok-kelok juga cukup menghibur siapa saja yang melangkahkan kaki ke sana.

Salah seorang warga di sekitar lokasi air terjun menuturkan, sebenarnya tempat ini sudah ada sejak dulu. Sebelumnya, masyarakat sekitar hanya memanfaatkan sumber air di sini untuk keperluan sehari-hari. ”Upaya pengembangan lokasi air terjun tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak tahun 1981’’. Saat itu, melalui Kelompencapir yang berasal dari masyarakat setempat, pernah di lakukan upaya membendung aliran sungai yang ada di situ.

Pembendungan itu dimaksudkan untuk membuat kolam pemandian. Kurang lebih 500 sak pasir digunakan untuk membuat kolam tersebut. Gotong royong masyarakat itu pun menghasilkan kolam sesuai rencana. Kondisi ini tidak berlangsung lama. Banjir bandang melenyapkan bendungan yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Kini, masyarakat sekitar mulai tergerak lagi untuk mengambil manfaat dari potensi yang tersimpan di ngarai tersebut. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah membersihkan semak-belukar dan akar-akar yang menutupi tebing batu. Sucipto menambahkan, siapa pun bisa datang dan menikmati pemandangan air terjun Kampung Anyar. Namun, dia berpesan agar pengunjung bertanggung jawab dan menghormati norma setempat. Masyarakat sekitar sangat mewanti-wanti pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Selain itu, pengunjung dilarang mengelurkan kata-kata kotor di tempat tersebut. “Selama ini menikmati tempat ini jangan sekali-kali buang sampah dan berkata kotor,” pesannya. Selain keindahan air terjun, potensi yang masih bisa dinikmati di sana adalah tebing batu. Tebing dengan kemiringan 90 derajat itu memiliki bentuk yang unik. Tonjolan-tonjolan batu prisma menyerupai serpihan intan. Tebing ini cukup menarik bagi para penggila olahraga ekstrim.

Pantai Rajegwesi


         Pantai Rajegwesi adalah sebuah pantai yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.

Pantai Rajegwesi terletak dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Maka dari itu, panorama pantai ini sangat indah. Pasir pantai berwarna coklat akibat endapan lumpur yang dibawa sungai yang bermuara di pantai ini saat banjir. Pantai ini dikelilingi hutan tropis hijau yang masih asri.

Pantai Rajegwesi menjadi jujukan wisatawan lokal dan mancanegara selain tempat wisata lain di kawasan Taman Nasional Meru Betiri seperti Teluk Hijau dan Sukamade. Atraksi wisata budaya yang sering dikunjungi wisatawan berupa wisata agro dan aktivitas masyarakat berupa cara pembuatan gula jawa (nderes) mulai dari pengambilan air kelapa sampai proses pembuatan gulanya. Aktivitas nelayan dan adanya perayaan petik laut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Biasanya aktifitas di pantai ini meningkat saat Hari Raya Idul Fitri. Selain tempat wisata, pantai ini juga menjadi sentra perdagangan ikan bagi desa-desa di sekitar pantai.


Pantai Rajegwesi berombak relatif kecil jika dibandingkan dengan pantai selatan lainnya, dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan untuk tempat pelabuhan kapal-kapal nelayan penangkap ikan dan sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan. Rajegwesi merupakan salah satu tempat yang dikunjungi oleh berbagai wisatawan baik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman), karena memiliki obyek dan daya tarik wisata yang bervariasi.
 
Berbagai aktivitas dapat dilakukan wisatawan seperti melihat pantai, mandi dipantai, bersantai di pantai, foto, surfing, snorkling, camping dan kuliner (makan ikan bakar segar).
Aktivitas nelayan dan adanya perayaan petik laut bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.

Agrowisata Kali Bendo


         Tempat ini terletak barat pusat kota Banyuwangi kira kira sekitar 20 km dari kota. Tepat pada jalur menuju kawah ijen. Wisata ini terdapat di dataran tinggi sehingga udaranya sejuk dan masih alami. Pemandangan khasnya adalah perkebunan cengkih, karet, kopi dan tanaman keras lainnya.

Di Kalibendo juga terdapat sungai yang jernih dan asri. Tidak heran jika Kalibendo menjadi tempat favorit pengunjung melepas kepenatan hiruk pikuk kota. Di sini juga terdapat Air terjun yang indah dan menjadi tempat favorit anak anak muda untuk berwisata bersama teman temannya.

Yang menjadi daya tarik utama dari tempat ini adalah udaranya yang sejuk dan suasana pedesaan yang masih tradisional. Tentu dengan adanya sungai yang jernih dan dingin menjadikan tempat ini lebih istimewa. Sebelum memulai perjalanan turun menuju sungai, ada sebuah lapangan sepak bola milik masyarakat kalibendo yang biasa digunakan untuk aktifitas olahraga atau aktifitas berkemah.


Agro wisata perkebunan Kalibendo ini memiliki tiga pos yang akan dilalui. Pos pertama, wisatawan akan menuju 'Pondok Robusta' dengan menggunakan sepeda gunung. Jalan yang menanjak dan berkelok-kelok cukup memacu adrenalin Anda. Apalagi Anda juga akan melewati jalan tak beraspal yang licin di musim hujan seperti saat ini.

Namun rasa lelah akan terbayarkan saat Anda tiba di pos pertama, Pondok Robusta. Anda akan disambut oleh sebuah pos yang berupa rumah adat Osing Banyuwangi, dan disuguhi kopi robusta kualitas nomor satu di Indonesia. Berbagai kudapan seperti kue cucur, singkong goreng dan pisang goreng bisa Anda nikmati, langsung dibikin oleh warga sekitar.

Setelah pos pertama, perjalanan naik sepeda dilanjutkan menuju pos dua. Di sana Anda akan menemui Pos Karet. Berbagai macam karet hasil sadapan di perkebunan Kalibendo dipajang. Pos dua ini berbentuk rumah bambu, yang semua dibuat dari bambu serta atap terbuat dari anyaman. Tersedia juga tempat mandi dan kakus alami.

Uniknya, di pos pertama dan kedua, Anda akan disambut dengan 'red carpet', bukan berwarna merah, melainkan kuning. Red carpet berwarna kuning yang dimaksud adalah kulit-kulit kopi yang telah dipisahkan dari biji kopi.

Setelah itu Anda akan menapaki jalan setapak menurun menuju aliran sungai jernih. Anda bisa mandi, atau sekadar minum kopi dan membeli mie rebus di pinggir-pinggir sungai.

Puas menikmati aliran air sungai yang jernih, Anda harus melanjutkan perjalanan melalui jembatan gantung, lanjut naik ke atas tebing. Pos terakhir adalah lapangan Kalibendo yang letaknya dekat dengan kantor serta pabrik PT Perkebunan Kalibendo.


Pantai Watu Dodol Banyuwangi



         Pantai Watu Dodol merupakan obyek wisata yang ada di Banyuwangi – Pantai watu dodol terletak di sebalah utara kota Banyuwangi. Jika anda masuk kota Banyuwangi dari arah Utara atau dari Kota situbondo, sebelum masuk pelabuhan ketapang, Anda akan menemui patung Gandrung (Kesenian khas Banyuwangi) di sebelah kiri, yang di tengah-tengah jalan terdapat batu besar. Itulah yang disebut Watu Dodol.

Watu adalah bahasa Jawa, yang berarti Batu dan Dodol adalah Jenang, dalam bahasa jawa. Konon Batu itu berasal dari jualannya Kyai Semar yang terjatuh di tempat tersebut. Sedangkan berasnya tumpah, menjadi pasir yang bersih di sekitar pantai. Ini juga aneh, di celah batu tumbuh pohon kelor. Konon kayu kelor tersebut yang digunakan kyai semar untuk memikul dodol yang patah.

Bagi masyarakat Jawa, kelor merupakan senjata pamungkas untuk menghilangkan segala pengaruh mistik yang dimilki seseorang. Seperti ilmu kanuragan atau ilmu hitam, diyakini akan luntur bila bersentuhan dengan kayu kelor. Sementara bagi warga Using, merupakan bahan sayur segar yang disajikan pada siang hari. Terutama pada hari ke-2 dan setelah pada Idul Fitri. Bisa dipastikan, banyak orang Using yang memasak sayur daun kelor.

Untuk masalah makanan dan minuman, di pantai wisata ini telah tersedia warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Selain itu juga terdapat kios-kios souvenir yang menyediakan barang-barang kerajinan berbahan baku dari kerang kerangan dan batu batuan laut.
Obyek wisata Pantai watu Dodol di Banyuwangi ini berada di wilayah Kecamatan Kalipuro – Banyuwangi, terletak di perlintasan jalur Banyuwangi dan Situbondo membuat obyek wisata ini sangat mudah diakses baik dari arah Situbondo maupun dari arah Banyuwangi kota. Dari arah Banyuwangi kota ke obyek wisata Pantai watu Dodol di Banyuwangi ini dapat ditempuh dengan jarak 14 kilometer ke arah utara. Atau sekitar kurang lebih 5 kilometer dari pelabuhan ketapang.


Keunikan lain yang dapat di temukan di pantai watu dodol ini adalah BatuKarang yang bentuknya berbeda dengan karang kebanyakan. Batu Karang di Pantai Watu Dodol berwarna hitam mengkilap dan sangat keras. Tumbuhan kaktus juga banyak di temukan tumbuh di sekitar bebatuan.


Di Pantai Watu Dodol juga terdapat dua Bunker (tempat pertahanan sekaligus persembunyian) yang di bangun pada masa pendudukan jepang tahun 1942-1945.

Cagar Alam Baluran


Entah kenapa tempat ini mesti disebut BALURan… yang jelas tempatnya sangat eksotis.. sieh….

Terletak di kabupaten Situbondo, sebelah utara Banyuwangi Jawa Timur. Tempat ini dikenal sebagai cagar alam untuk banteng khususnya dan hewan-hewan lainnya. Cuaca di Baluran memang sangat berbeda dengan daerah lain di Jawa, sehingga banyak yang menyebut bahkan iklimnya berbeda. Memang, sangat panas sampai kadang daerah ini disebut Afrika Indonesia. Ya, begitulah, karena disana memang sangat panas.

Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.

Tumbuhan yang ada di taman nasional ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli yang khas dan menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).

Sebenarnya iklim ini tak jauh beda dengan daerah Situbondo bagian timur, atau bahkan daerah Situbondo secara keseluruhan. Karena panas ini pula, di Baluran banyak tumbuh tanaman akasia berduri, seperti yang dijumpai di Afrika meski dalam sub-spesies yang berbeda. Tanaman ini, karena tingkat ketahanannya terhadap ‘iklim ekstrim’ cukup tinggi, telah mengakibatkan rusaknya lingkungan karena tingkat pertumbuhannya jauh di atas tumbuhan lain, serta sangat sukar untuk mati… (entah bagaimana kalimat yg tepat, tapi memang sulit mati..) kecuali kita harus mencabut sampai akarnya, atau membakarnya. Dan itulah yang selama ini dilakukan oleh tim pengelola, mereka telah lama membakar ‘padang akasia berduri’ untuk menghindari ketidak seimbangan tersebut.     



Hal yang setidaknya perlu Anda ketahui sebelum berkunjung ke Baluran:
  • Jalan masuk dari gerbang ke Taman Nasional Baluran cukup jauh…
  • Mungkin tidak seberapa jauh, sekitar belasan Km, namun kondisi jalanlah yang membuatnya terasa jauh. Beberapa bagian jalan digenangi air yang bisa jadi cukup dalam untuk roda motor/mobil Anda. Banyak jalan yang rusak termakan cuaca dan waktu, namun tidak terlalu banyak tanjakan atau turunan.
  • Bawa kendaraan yang mumpuni (yang jelas jangan motor bebek, kecuali Anda memang suka tantangan), atau jika membawa keluarga mending lupakan niat untuk membawa motor. sekedar info suasana di tengah perjalanan ditengah hutan bisa sangat menakutkan. Setidaknya itulah yang saya rasakan, maklum disana hewan liar seperti banteng atau babi hutan masih berkeliaran.
  • Yang jelas bawa bekal, karena sudah pasti di sana fasilitas yang tersedia sangat terbatas. 

Memang, bagaimanapun juga lebih baik kita bawa mobil. Ada hal yang spesial di perjalanan menuju ke Taman Nasional Baluran dari gerbangnya yang berada di jalur Banyuwangi-Situbondo. Saya sering menggunakan motor matic untuk mengunjungi Ijen, melewati hutan yang lumayan gelap (di beberapa titik), namun tidak ada rasa takut seperti ketika mengunjungi Baluran. Di Baluran, sepanjang sisi jalan dipagari oleh kawat pengaman untuk menghindari hewan liar menyebrang jalan, inilah yang justru membuat kita jadi agak khawatir, selain itu dibeberapa tempat terdapat kubangan air yang cukup dalam yang dikelilingi ratusan kupu-kupu. Kondisi ini ditambah dengan sepinya kendaraan yang lewat membuat kita serasa sendiri di tengah hutan, hanya ditemani ratusan kupu2 dan hutan itu sendiri… ha ha.. yah memang begitulah…

Tapi bagi Anda pecinta keberagaman alam pasti akan sangat terpuaskan dengan pemandangan di Baluran.


Alas Purwo Banyuwangi


     Alas Purwo adalah salah satu tempat yang terdapat pintu masuk ke dimensi ghaib. Nama sebenarnya adalah Purwa Kala, hanya sampai sekarang masyarakat menyebutnya Alas Purwo saja. Jaman dahulu pintu gerbang dimensi ghaib tersebut pernah dibuka, dikarenakan pada waktu itu tanah Jawa masih gung lewang lewung, banyak sekali manusia datang ke Alas Purwo menemui ajalnya, istilahnya jalmo moro jalmo mati. Mengapa bisa begitu ? karena pada waktu itu pintu dimensi ghaib terbuka yang menyebabkan para mahluk ghaib menebarkan aura hitam yang membuat manusia lupa diri.

Ada sebuah cerita kuno yang menyebutkan Ajisaka di masa lalu masuk ke tanah Jawa, dan menahlukkan banyak ghaib di salah satu daerah di pulau Jawa tersebut. Berikut cerita tentang Ajisaka. Ajisaka adalah salah satu tokoh penting atau cikal bakal Raja di tanah Jawa. Siapakah ajisaka itu ? Ajisaka adalah dulunya seorang Raja yang bermukim di daerah Jawa Tengah. Pada masa itu ada sebuah cerita kuno yang menyebutkan ada daerah yang disebut Shang Werdita Sangkala.  Ajisaka mendapatkan wahyu Suryaloka atau wahyu untuk membentuk  suatu Negara atau kerajaan dan anak keturunannya akan menjadi Raja sebagai penerusnya. Wahyu Suryaloka diberikan karena semasa Ajisaka Negara atau Kerajaan yang dipimpin akan mengalami bencana yang dapat meruntuhkan kerajaan tersebut. Kemudian Ajisaka bertapa dan mendapatkan petunjuk agar masuk ke dalam Alas Purwo.

Singkat ceritera Ajisaka mengirim pasukan ke Alas Purwo sebanyak tiga kali, tetapi semua pasukan tersebut mati, hingga akhirnya Ajisaka berangkat sendiri memimpin pasukan kerajaan masuk ke Alas Purwo. Sesampainya di Alas Purwo tepatnya di bibir pantai, semua pasukan Ajisaka menghilang, tinggal Ajisaka sendiri yang masih hidup. Kemudian Ajisaka masuk ke dalam Alas Purwo dan bertemu dengan Suryadharma atau lebih dikenal dengan Bathara Wisnu yang lagi menjelma manusia. Oleh Bathara Wisnu Ajisaka disarankan untuk tidak masuk ke Alas Purwo, disarankan sebelum masuk Alas Purwo disuruh masuk ke Alas Ketonggo ( ada hubungan apa antara Alas Purwo dan Alas Ketonggo ? ) Tetapi karena Ajisaka sudah terkena pengaruh oleh aura hitam yang keluar dari pintu dimensi ghaib tersebut, maka Ajisaka tidak mau menuruti saran dari Bathara Wisnu dan  tetap masuk ke Alas Purwo. Baru sampai pintu gerbang Alas Purwo Ajisaka langsung menghilang, dan langsung masuk ke dimensi alam ghaib sebagai salah satu penunggu Alas Purwo.
Itulah sepintas gambaran Cerita dan Rahasia Alas Purwo.


SEJARAH CERITA ALAS PURWO

Pada zaman dahulu hiduplah raja purwa dan raja mataram mereka berdua merupakan saudara kandung kakak beradik. Raja purwa adik raja mataram tinggal di sebuah kerajaan Purwo yang berada di selatan kota Banyuwangi sedangkan raja mataram tinggal disebuah kerajaan yaitu Mataram Nusa Tenggara Barat.

Raja Purwo memiliki seorang permaisuri yang bernama Saenah ia sangat cantik namun sayang tubuhnya di penuhi dengan penyakit borok, kalau orang jawa menyebutnya dengan sebutan GUDIK. Karena takut menular kemudian Raja Purwo mengusirnya kehutan dari Kerajaan.

Pada suatu hari, Raja mataram mengadakan pesta pernikahan anaknya. Kemudian Raja Mataram menyuruh Prajuritnya Pergi ke Kerajaan Purwo untuk meminta sapi dan kambing yang jumlahnya tidak dapat di hitung karena raja Purwo memiliki kekayaan Alam yang melimpah.

Sesampainya dikerajaan purwo Prajuritpun langsung meminta sapi dan kambing:
Purwa: " Ada apa kalian kemari? "
Prajurit: "Kami disuruh raja Mataram untuk meminta kambing dan sapi, Raja "
Purwa: " Ada pesta apa sehingga kalian datang kemari untuk meminta sapi dan kambing kepada ku? "
Prajurit: " Raja mataram mengadakan pesta pernikahan besar-besaran Raja "
Purwa: " baiklah akan ku ambilkan "

Kemudian Raja Purwa mengambilkan kambing dan sapi dari hutannya dan ditaruh disebuah BUMBUNG besar (semacam tong). Setelah memberikan apa yang diminta, lalu Raja purwo berpesan:
Purwa: " Prajurit "
Prajurit: " Sendika Raja "
Purwa: " Aku memberikan satu pantangan untuk kalian semua "
Prajurit: " Apa itu Raja? "
Purwa: " Jangan sesekali kalian membuka BUMBUNG ini sebelum kalian sampai di kerajaan "
Prajurit: " Sendika Raja Kami tidak akan membuka BUMBUNG ini sebelum kami sampai di Kerajaan "

Prajurit pun mulai berangkat pulang ke Kerajaan. Namun belum sampai kerajaan mataram, para prajuritpun terhenti langkahnya, karena takut di Tipu oleh Raja Purwa, Mereka pun membuka BUMBUNG itu. Terkejutlah mereka sapi dan kambing yang sangat banyak itupun keluar berloncatan dan melindas semua Prajurit, hingga sesudah itu, para prajurit yang tadinya sangat banyak, hanya tinggal beberapa saja. Karena takut di marahi oleh Raja Mataram karena tidak membawa apa yang dipesankan sekaligus jumlah prajurit yang berkurang, mereka pun tidak berani pulang ke kerajaan.

Sementara itu di kerajaan Mataram, Raja Mataram menunggu hingga larut malam Sampai ia berfikir kalau Prajuritnya tidak di izinkan meminta kambing dan sapi oleh raja purwa. Kemudian raja Mataram pun pergi ke kerajaan Purwo. Sesampainya di kerajaan Purwo:
Mataram: " Adik taukah engkau dimana Prajuritku "
Purwa: " Bukankah mereka sudah pulang setelah aku berikan sapi dan kambing? "
Mataram: " Mereka belum datang ke Kerajaan, bahkan hingga aku sampai di kerajaan ini "
Purwa: " Bagaimana bisa? "
Mataram: " Apakah engkau tak memberikan apa aku suruh terhadap prajuritku? "
Purwa: " Saya sudah memberikannya kak, dengan menaruhnya di dalam sebuah bumbung besar "
Mataram: " Aku tidak percaya dengan omong kosong mu itu"

Kemudian terjadilah peperangan yang sangat sengit, beberapa prajurit raja mataram dan raja purwa saling menyerang dan membunuh. Namun, hingga peperangan telah usai, raja Mataram pun kalah dalam peprangan itu. Dalam perjalanan pulang, Raja mataram pun bertemu dengan permaisuri yang bernama saenah yang dulu pernah dibuang oleh raja purwa di tengah hutan yang lebat.
Mataram: " Hei kenapa engkau berada di tengah hutan ini sendirian? Bukankah engkau wanita, kenapa engkau berani berada ditengah hutan yang sangat lebat ini? "
Saenah: " Raja Mataram? "
Mataram: " Iya benar, apakah engkau mengenalku? Siapa engkau wahai wanita "
Saenah: " Aku adalah Saenah permaisuri raja purwa"
Mataram: " Benarkah engkau ini saenah? Kenapa Engkau berada di tengah hutan ini? "
Saenah: " Saya di  buang Raja Purwa karena saya memiliki penyakit GUDIK ini Raja. Dan kenapa Raja berada di hutan ini? "
Mataram: " Aku habis berperang dengan raja Purwo "
Saenah: " Lho ada apa Raja berperang dengan raja Purwa? "
Mataram: " Karena ia tidak memberikan kambing dan sapi "
Saenah: " Raja mataram kalah? "
Mataram: " Benar aku kalah di peperangan itu. apakah engkau mempunyai cara untuk mengalahkan Raja purwa"
Saenah: " Anda menyerang dari arah mana raja? "
Mataram: " Dari arah barat. "
Saenah: "  Benar saja anda kalah dalam peperangan itu, karena Raja Purwo menggunakn Ilmu kipas angin dan kelemahan dari kekuatan itu adalah anda harus menyerang dari arah timur. "

Kemudian Saenah pun di ajak di Kerajaan Mataram dan hidup sejahtera disana. Hingga pada hari berikutnya Raja mataram pun mulai menyiapkan prajuritnya untuk berperang lagi dengan Raja Purwa. Sesuai dengan petunjuk saenah, raja mataram pun menyerang melalui arah timur, bersama dengan para prajuritnya, raja matarampun menghabisi semua lini pertahanan kerajaan purwa.

Dalam peperangan yang amat sengit tersebut, raja purwa sangat kualahan melayani serangan yang di berikan terhadapnya dan kerajaannya, hingga kekuatan kerajaan purwa semakin berkurang dan pada akhirnya raja purwa harus menanggung kekalahannya.

Hingga sekarang kerajaan Purwo masih terkenang dan masih ada, namun hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihat kerajaan ghaib tersebut.

Sukamade




Jika ingin menjajal petualangan seru, berkunjunglah ke Banyuwangi. Kabupaten bertajuk Sunrise of Java ini memiliki Pantai Sukamade yang dikenal memiliki rute yang menantang. Lanskap yang dilalui, tak kalah eksotik. Asyik!

Pantai Sukamade Terletak di 97 km kearah barat daya darikota Banyuwangi pantai ini terbilang cukup jauh dari pusat kota Banyuwangi, tidak semua kendaraan dapat menuju pantai tersebut. Untuk anda yang berjiwa tantangan dan berpetualang pantai sukamade sangat cocok untuk anda coba, akses jalan yang terbilang ekstrim akan memacu adrenalin para wisatawan yang akan menuju ke pantai tersebut.

Pantai ini ada di wilayah Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan juga salah satu dari Segitiga Berlian di Banyuwangi, selain Pantai Plengkung dan Kawah Ijen. Menuju ke Pantai Sukamade yang jaraknya hampir 100 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Setidaknya dibutuhkan waktu kurang lebih 5 jam perjalanan.

"Trip ke Ijen, Plengkung dan Pantai Sukamade adalah salah satu destinasi wisata yang laris manis diburu wisatawan saat ini. Apalagi menuju ke Sukamade banyak pantai-pantai lain yang bisa dikunjungi.

Untuk ke sini, paling asyik naik mobil 4x4 alias double gardan atau kendaraan sejenis off road lainnya. Jalur yang berlumpur dan bebatuan akan membuat andrenalin memuncak.

Jalanan berkelok serta menanjak bebukitan, batuan terjal dan tanah becek sengaja dibiarkan alami agar pengunjung merasakan sensasi perjalanan yang tak terlupakan. Perjalanan menantang itu hampir sepanjang 30 kilometer.
dalam perjalanan kita akan melewati gunung gamping dengan berbagai macam pepohonan. 

Sebelum sampai di pantai yang dijuluki sarang penyu tersebut kita akan melewati 2 pantai yaitu pantai Rajegwesi dan pantai Teluk ijo (green bay banyuwangi ). Sesampainya disana kita akan menemukan penangkaran penyu, para wisatawan dapat menyaksikan proses penyu bertelur sampai penyu tersebut kembali ke laut hingga ikut melepaskan anakan penyu yang sudah menetas.

jika malam hari kita dapat menyakksikan indukan penyu yang sedang bertelur. Ada 4 jenis penyu yang dapat kita jumpai dari 6 penyu yang berada di Indonesia yaitu : Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivaceae), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae). akan tetapi penyu yang sering mendarat di pantai sukamade ini adalah Penyu Hijau. penyu-penyu yang dilepaskan ke laut akan kembali lagi ke penangkaran setelah beberapa tahun.

Nikmati keindahan alam laut Banyuwangi yang eksotis dan penuh dengan keindahan.


Pulau Tabuhan




Pulau Tabuhan kian bersinar sebagai salah satu destinasi wisata bahari di Banyuwangi. Pulau terluar di pesisir utara Banyuwangi tersebut terus dibanjiri wisatawan lokal dan mancanegara. Tingginya animo kunjungan itu tidak terlepas dari bertambahnya akses menuju ke pulau tidak berpenghuni tersebut.

Pulau Tabuhan mempunyai pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih dan air laut yang jernih. Setelah menjadi tempat perhelatan ajang kitesurfing (selancar layang) internasional beberapa waktu lalu, Pulau Tabuhan yang mempunyai luas 5 hektare kian banyak diminati. Inilah surga tersembunyi, the hidden paradise, di ujung timur Pulau Jawa.
"Tempatnya indah dan bersih. Tidak mengherankan kini makin sering dikunjungi wisatawan," ujar Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Yanuar Bramuda.
Untuk mencapai Pulau Tabuhan yang terletak persis di tengah Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali, wisatawan bisa menuju ke Pantai Bangsring, sekitar 20 kilometer dari pusat kota, untuk kemudian menyeberang ke Pulau Tabuhan. Pantai Bangsring berhadapan langsung dengan Pulau Tabuhan. Di Pantai Bangsring, wisatawan bisa bersantai di gazebo yang ada.
Sebelum menyeberang ke Pulau Tabuhan, wisatawan dapat menikmati wisata bawah air dengan menyelam. Di sana terdapat terumbu karang yang dilestarikan oleh kelompok nelayan dan warga setempat.
Dari Pantai Bangsring, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Tabuhan dengan perahu yang disewakan oleh sejumlah warga setempat. Harga sewanya berkisar Rp 500.000 untuk satu perahu berisi 10 penumpang yang akan mengantar wisatawan pergi-pulang ke Pulau Tabuhan.
Di sepanjang perjalanan menuju pulau dengan pantai berpasir putih bersih ini, mata wisatawan bakal dimanja dengan pemandangan menawan gradasi warna laut mulai hijau, biru muda sampai biru tua.
Hanya sekitar 30 menit melintas, wisatawan bakal sampai di Pulau Tabuhan. Dan itulah surga tersembunyi: pantai pasir putih dengan air yang sangat jernih berwarna hijau tosca. Tak hanya itu, wisatawan bisa melihat berbagai satwa, termasuk burung Maleo, yang menjadikan Pulau Tabuhan sebagai tempat bermigrasi.
Wisatawan bisa bermain air, bahkan bisa pula melihat berbagai ikan hias. Tentu saja karena saking jernihnya air. Wisatawan bisa menyelam dan melihat terumbu karang yang dihuni ribuan spesies ikan, bunga karang, dan berbagai tumbuhan laut lainnya.






Jangan khawatir, bagi yang minat snorkling dan diving, ada pemandu profesional yang siap mendampingi. Mereka adalah nelayan yang sudah dilatih. Untuk melihat terumbu karang pun cukup di kedalaman 2 meter bagi penyelam pemula, Jika ingin tantangan yang lebih ekstrem, wisatawan bisa menikmati keindahan bawah laut hingga kedalaman 15-20 meter.

Yang membuat betah, wisatawan dapat melihat atraksi pencari ikan hias yang menangkap ikan langsung dengan tangan dan peralatan sederhana.

Lelah bermain air, wisatawan bisa berkeliling Pulau Tabuhan. Ada bekas reruntuhan bangunan yang dulunya merupakan mercusuar yang dibangun oleh penjajah Belanda.

Kini, Pulau Tabuhan juga semakin sering digunakan sebagai tempat selancar layang (kitesurfing) dan selancar angin (windsurfing). Angin yang berembus dengan cukup kencang sesekali membuat para "kitesurfer" (sebutan peselancar layang) dan windsurfer (peselancar angin) terangkat dari air dan melayang-layang di udara. Sebuah atraksi yang cukup fantastis untuk dinikmati.

Daerah itu disebut Pulau Tabuhan lantaran anginnya yang cukup kencang sehingga terdengar seperti tetabuhan musik. Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain gaya bebas kitesurfing dan windsurfing, karena lautnya yang tanpa ombak.