Pages

Sabtu, 21 Februari 2015

Air Terjun Kembar Kampung Anyar


          Berbicara tentang wisata di Banyuwangi memang tidak ada habisnya. Satu persatu, wisata yang tersembunyi mulai banyak dieksplore. Salah satunya adalah wisata alam air terjun di desa Kampung Anyar, kecamatan Glagah yang berlokasi di dekat atau tepatnya sebelum perkebunan Kalibendo.

Air terjun kampung anyar ini dapat dengan mudah kamu temui karena lokasinya berada di pinggir jalan dan akses jalannya pun bisa untuk mobil ataupun sepeda motor. Berapa jauh ? Tenang aja gengs, jaraknya nggak begitu jauh dari pusat kota Banyuwangi, kira-kiramhanya berkisar 10km saja (deket kaaaan hihi). Nggak sampe sejam kok.




Padahal banyak di antara kita yang barangkali satu dua kali melewati kawasan yang tidak jauh dari Perkebunan Kalibendo tersebut. Letaknya tidak jauh dari pusat Kota Banyuwangi. Untuk bisa sampai di Kampung Anyar hanya butuh waktu sekitar 15 menit dengan perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Tak banyak yang mengetahui jika kawasan Desa Kampung Anyar Kecamatan Glagah ini menyimpan potensi wisata alam yang tidak kalah bagus dengan objek wisata lainnya.

Selain kondisi jalan yang bagus, lokasinya yang berada di tepi jalan memudahkan untuk dijangkau. Salah satu lokasi di Desa Kampung Anyar yang menyimpan potensi wisata terdapat di jurang sisi kanan jalan. Itu apabila kita berangkat dari arah Kota Banyuwangi. Begitu memasuki desa ini, pandangan kita akan dihadapkan dengan pepohonan dan sawah di sebelah kanan jalan. Dibatasi oleh jurang yang di bawahnya mengalir sungai dengan air cukup jernih.

Di antara tebing itulah terdapat tiga air terjun yang langsung bersumber dari mata air. Masing-masing mata air itu berbeda. Ketiga mata air yang muncul dari tebing itu adalah Sumber Jagir, Sumber Pawon dan Sumber Buyut Ijah. Jarak ketiganya hanya beberapa meter. Seolah-olah tempat ini merupakan air terjun bersaudara. Tingginya sumber dan terjalnya cadas tebing membuat suara air menggerojog keras. Udara di sekitarnya pun terasa dingin oleh buih yang berterbangan terbawa angin.

Selain itu, masih ada satu lagi air terjun yang tidak kalah eksotik dengan tiga air terjun tersebut. Air terjun yang satu ini agak terpisah. Untuk menuju lokasi air terjun yang oleh masyarakat sekitar disebut Ketegan bisa dilakukan dengan cara menyusuri aliran sungai menuju hulu sungai. Menuju lokasi ini cukup menguras keringat, namun jernihnya air dan rimbun dedaunan yang teduh akan melupakan setiap orang yang ke sana terhadap rasa capek.

Oleh masyarakat sekitar, secara gotong royong tempat itu kini rutin dibersihkan dan dirapikan setiap akhir pekan. Untuk pengunjung umum sebenarnya tempat ini belum resmi dibuka. Untuk sementara, pengunjung yang ingin menikmati air terjun bisa menitipkan kendaraannya di rumah warga. Jalan masuk menuju tempat ini pun masih menggunakan jalan setapak. Namun bukan berarti keindahan tempat ini berkurang. Jalan setapak yang berkelok-kelok juga cukup menghibur siapa saja yang melangkahkan kaki ke sana.

Salah seorang warga di sekitar lokasi air terjun menuturkan, sebenarnya tempat ini sudah ada sejak dulu. Sebelumnya, masyarakat sekitar hanya memanfaatkan sumber air di sini untuk keperluan sehari-hari. ”Upaya pengembangan lokasi air terjun tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan sejak tahun 1981’’. Saat itu, melalui Kelompencapir yang berasal dari masyarakat setempat, pernah di lakukan upaya membendung aliran sungai yang ada di situ.

Pembendungan itu dimaksudkan untuk membuat kolam pemandian. Kurang lebih 500 sak pasir digunakan untuk membuat kolam tersebut. Gotong royong masyarakat itu pun menghasilkan kolam sesuai rencana. Kondisi ini tidak berlangsung lama. Banjir bandang melenyapkan bendungan yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Kini, masyarakat sekitar mulai tergerak lagi untuk mengambil manfaat dari potensi yang tersimpan di ngarai tersebut. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah membersihkan semak-belukar dan akar-akar yang menutupi tebing batu. Sucipto menambahkan, siapa pun bisa datang dan menikmati pemandangan air terjun Kampung Anyar. Namun, dia berpesan agar pengunjung bertanggung jawab dan menghormati norma setempat. Masyarakat sekitar sangat mewanti-wanti pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Selain itu, pengunjung dilarang mengelurkan kata-kata kotor di tempat tersebut. “Selama ini menikmati tempat ini jangan sekali-kali buang sampah dan berkata kotor,” pesannya. Selain keindahan air terjun, potensi yang masih bisa dinikmati di sana adalah tebing batu. Tebing dengan kemiringan 90 derajat itu memiliki bentuk yang unik. Tonjolan-tonjolan batu prisma menyerupai serpihan intan. Tebing ini cukup menarik bagi para penggila olahraga ekstrim.

2 komentar:

  1. Terimakasih untuk artikel yang sangat bermanfaat ini, kami bertambah pengetahuan setelah membaca artikel ini, para pembicara internet marketing selalu menyarankan untuk kita terus menulis artikel bermanfaat seperti ini, salam dari mutiara untuk membawa kesuksesan pearl wholesale Indonesia dan sukses selalu untuk Anda.Terimakasih untuk artikel yang sangat bermanfaat ini, kami bertambah pengetahuan setelah membaca artikel ini, para pembicara internet marketing selalu menyarankan untuk kita terus menulis artikel bermanfaat seperti ini, salam dari mutiara untuk membawa kesuksesan pearl wholesale Indonesia dan sukses selalu untuk Anda.

    BalasHapus